Breaking News

    5 Filosofi Sepatu Selalu Bersama Tapi Tak Bisa Bersatu

    Filosofi sepatu adalah sebuah filosofi tetntang sepasang sepatu yang mempunyai banyak makna.Salah satu aksen yang harus dipakai dikala kegiatan resmi ataupun kasual, sepatu. Melindungi kaki manusia di atas jalur yang terjal, panas, serta tidak menentu. Seperti itu sepatu, khasiatnya juga tidak dapat kita remehkan. Sebab itu, filosofi sepatu begitu berikan banyak pelajaran untuk kita seluruh.


    Kita dapat belajar tentang kebersamaan yang tidak hendak sempat disatukan, tetapi senantiasa silih memenuhi, silih penafsiran, serta serasi. Banyak perihal yang dapat kita pelajari dari filosofi sepatu ini. Hal- hal seperti itu, yang hendak kita bahas bersama dalam postingan menarik berikut ini. Langsung ikuti aja ayo!


    1. Tidak Sempat Sama Tetapi Silih Melengkapi



    Sepatu kiri serta kanan tidak mempunyai wujud yang sama. Tetapi keduanya hendak memenuhi. Kemanapun perginya, sepatu bagian kiri serta kanan hendak silih memenuhi. Apalagi apabila salah satunya tidak terdapat, hingga sepatu tersebut tidak hendak berarti.


    Tidak hanya tidak sempat sama, sepatu pula tidak dapat bersatu. Senantiasa bersama, tetapi tidak sempat dapat bersatu. Semacam lantunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi tersohor Tulus. Lagu ini sangatlah cocok dengan filosofi sepatu tidak sempat sama, tetapi silih memenuhi.


    2. Silih Pengertian



    Sepatu mempunyai watak silih penafsiran. Sejoli sepatu tidak wajib melangkah bersama- sama. Tetapi dalam berjalan, sepatu wajib bergantian. Keduanya seakan paham mana yang wajib didahulukan. Dirinya ataupun pendampingnya. Sehingga dengan keselarasan ini terciptalah suatu sangat jarang yang indah.


    Dengan watak silih penafsiran ini, kedua sepatu juga kesimpulannya dapat menggapai tujuan yang dicita- citakan. Keduanya tidak cuma berangkat bersama, tetapi pula hendak hingga tujuan secara bersama- sama pula apabila kedua sepatu tersebut silih penafsiran serta tidak mementingkan kepentingan pribadinya.


    3. Persamaan Derajat


    Sejoli sepatu tidak sempat merasa dirinya lebih besar serta hebat dari pendampingnya. Kebalikannya, sejoli sepatu hendak mempunyai derajat yang sama. Bila salah satu dari mereka terletak di lantai dasar, hingga salah satunya pula terletak disana.


    Begitu pula apabila salah satunya terletak lantai ataupun di puncak gunung, hingga bagian yang lain hendak terletak di tempat yang sama. Dimanapun terletak, sejoli sepatu hendak terletak di tempat yang sama. Apalagi tidak bisa jadi satu bagian sepatu meninggalkan bagian yang lain sebab merasa lebih baik.


    4. Penampilan Tidaklah Jaminan


    Salah satu pelajaran dari sepatu merupakan penampilan tidaklah jaminan. Sebagus serta semahal apapun sepatu kamu, tetaplah terletak di dasar serta diinjak- injak. Maksudnya penampilan tidaklah jaminan buat hidup mulya.


    Setampan serta secantik apapun bila ia tempatnya di dasar hingga senantiasa hendak terletak di dasar. Tidak hirau ia berasal dari bahan apa, modelnya tahun berapa, biayanya berapa, dan belinya dimana. Tetapi bila itu sepatu hingga kodratnya telah terletak di dasar serta diinjak- injak.


    5. Pendamping Serasi

    Sepatu merupakan salah satu contoh pendamping serasi. Bagian kanan serta kiri yang di buat tidak sama nyatanya ialah pendamping yang serasi. Ingin berjalan kemanapun, sepatu senantiasa beriringan. 2 wujud tersebut senantiasa berangkat serta mengarah tujuan yang sama.


    Keserasian sejoli sepatu tidak cuma kala dipajang, tetapi dalam ekspedisi kedua sepatu pula wajib serasi. Satu perihal lagi, pendamping sepatu tidak hendak aman digunakan bila bukan miliknya ataupun bukan pendampingnya. Keserasian ini meyakinkan kesetiaan dalam berhubungan satu sama yang lain.


    Seperti itu sedikit pembahasan tentang filosofi sepatu, bak menciptakan pendamping hidup yang lama tidak ketemu. Mudah- mudahan, kita dapat menciptakan pendamping semacam filosofi sepatu, ya. 

    Tidak ada komentar